ballin love and rock n roll

Monday, April 27, 2009

news @ surabaya post 25-2-09

Biar Semangat, Berlatih Selalu Diiringi Musik Hip Hop
Minggu, 1 Maret 2009 | 10:11 WIB

Oleh : WILLY CHRIST



MALAM itu, Rabu (25/2), hujan deras membasahi lapangan tempat bermain komunitas 031 Ballers. Hal itu membuat beberapa anggota 031 Ballers yang hendak berlatih harus gigit jari. Akhirnya mereka berteduh di depan Mapolsek Gayungsari yang berada tepat di depan lapangan. Disitulah, Surabaya Post berbincang dengan Heri Martono, salah satu anggota komunitas ini. Pria yang akrab disapa Gundul ini bercerita panjang lebar seputar perkambangan streetball di Surabaya.

Streetball merupakan sisi lain dari basket. Permainan ini muncul karena bosannya para pemain dengan konvensional basket yang itu-itu saja.. Melalui basket jalanan ini, pemain dapat mengolah bola menjadi lebih menarik dari sebelumnya. Selain itu melalui berbagai aksi para pemainnya, streetball juga mampu menghibur penonton. Mencetak poin tetap menjadi hal yang utama dalam permainan ini. Tanpa poin, streetball hanya akan dianggap sirkus yang tidak bermutu bagi permainan.

Sedikit kembali ke masa lalu, sebenarnya streetball sudah ada di Surabaya sejak tahun 1999-an. Pada saat itu, Ballers (istilah untuk pemain streetball) bermain di salah satu SMU Negeri di Surabaya. Namun, seiring dengan ditutupnya lapangan itu untuk umum, membuat para Ballers juga menghilang.

Hal tersebut sangat disayangkan, karena Ballers pada saat itu adalah para pemain yang handal di tim-nya masing-masing. Singkat cerita, kesedihan para ballers sempat terhenti saat itu. Karena ada salah satu rumah makan cepat saji di tengah kota yang menyediakan lahan dan ring untuk bermain. Hal itu membuat permainan ini kembali hidup.

Namun, lagi-lagi kesenangan itu tidak bertahan lama. Pihak berwenang merasa permainan ini mengganggu fasilitas dan kenyamanan pengunjung restoran. Maka ring yang digunakan untuk bermain sudah tidak dipasang lagi pada tempatnya.

Petualangan ballers di atas menyisakan beberapa pemain. Mereka adalah Affan, Lana, Sony, Tomy, Gundul dan Roki. Mereka ber-enam sepakat meneruskan perjuangan dengan membentuk tim streetball. Dari hasil musyawarah, sepakat diberi nama 031. “Makna 031 adalah kode telepon Surabaya, jadi 031 Ballers berarti ballers yang berasal dari Surabaya,” kata Gundul.

Perjalanan para ballers ini tidak berhenti hanya disitu saja. Komunitas ini tidak memiliki tempat latihan yang tetap. Hal itu tak jarang membuat 031 berlatih di tempat yang bukan lapangan basket. “Asalkan ada sedikit lahan paving ataupun aspal, kami tetap berlatih” tegas Gundul.

Tanpa ring basket, mereka berlatih kemampuan individu masing-masing. Mengolah bola menjadi terlihat menarik, itulah yang dinamakan freestyle. Streetball memiliki salah satu bagian yang bertajuk freestyle. Hal ini memiliki tujuan utama yaitu menghibur penonton. Tak ayal, aksi para freestyler (julukan bagi pemain Freestyle) selalu membuat penonton tercengang.

Setelah sekian lama mencari lapangan untuk berlatih, akhirnya 031 mendapat home base di lapangan JPS Gayungsari. Para anggota komunitas ini mulai mengatur keorganisasiannya dengan baik. Orang yang di tunjuk untuk memimpin komunitas ini adalah Affan A.K.A (alias) Tsunami. Semakin hari streetball dan 031 Ballers semakin dikenal orang serta melahirkan pemain-pemain yang berbakat. Hal itu membuat anggota komunitas ini-pun bertambah drastis. Kalau di awal pembentukan hanya ada enam pemain, sekarang jumlah anggotanya menjadi sekitar 50 pemain.

Mereka bermain setiap hari Rabu dan Minggu pukul 19.00 sampai selesai. Dalam berlatih, anggota streetball juga memiliki ritual. Setiap mulai latihan, harus selalu ada musik hip-hop yang mengiringi waktu latihan mereka. “jika ada musik, anak-anak bermain lebih semangat,” kata Gundul.

Satu hal yang menarik dan dimiliki tiap pemain streetball adalah julukan atau alias. Setiap ballers memiliki julukan yang mencerminkan kepribadian mereka masing-masing. Julukan biasa di dapat para ballers dari panggilan rekan-rekannya. Misal Gundul, dia memiliki julukan “Ill Loco” yang berarti sakit jiwa. Julukan itu, ia dapat dari salah satu temannya. Teman Gundul memberi julukan tersebut karena menurutnya, kelakuan Gundul sehari-hari seperti orang gila.

Penampilan para Ballers 031 di luar lapangan tidak kalah hebohnya dengan saat mereka di lapangan. Kaos gombrong dan celana hypster menjadi pilihan utama mereka untuk bergaya di luar lapangan.

031 Ballers merupakan komunitas streetball terbesar di Surabaya sampai saat ini. Hal itu juga mereka imbuhi dengan berbagai prestasi yang di dapat. Seperti juara satu kompetisi Streetball di Surabaya serta runner-up kompetisi Streetball di tingkat nasional pada tahun 2007 lalu. Selain itu, Ballers 031 juga eksis mengisi berbagai acara basket dengan kemampuan freestyle-nya.

“Harapan kami ke depan adalah untuk menyatukan para baller di berbagai kota sekitar Surabaya, untuk bersama-sama mengibarkan bendera streetball di Jawa Timur,” tandas Gundul. *

news @ surabaya post 25-2-09

Biar Semangat, Berlatih Selalu Diiringi Musik Hip Hop
Minggu, 1 Maret 2009 | 10:11 WIB

Oleh : WILLY CHRIST



MALAM itu, Rabu (25/2), hujan deras membasahi lapangan tempat bermain komunitas 031 Ballers. Hal itu membuat beberapa anggota 031 Ballers yang hendak berlatih harus gigit jari. Akhirnya mereka berteduh di depan Mapolsek Gayungsari yang berada tepat di depan lapangan. Disitulah, Surabaya Post berbincang dengan Heri Martono, salah satu anggota komunitas ini. Pria yang akrab disapa Gundul ini bercerita panjang lebar seputar perkambangan streetball di Surabaya.

Streetball merupakan sisi lain dari basket. Permainan ini muncul karena bosannya para pemain dengan konvensional basket yang itu-itu saja.. Melalui basket jalanan ini, pemain dapat mengolah bola menjadi lebih menarik dari sebelumnya. Selain itu melalui berbagai aksi para pemainnya, streetball juga mampu menghibur penonton. Mencetak poin tetap menjadi hal yang utama dalam permainan ini. Tanpa poin, streetball hanya akan dianggap sirkus yang tidak bermutu bagi permainan.

Sedikit kembali ke masa lalu, sebenarnya streetball sudah ada di Surabaya sejak tahun 1999-an. Pada saat itu, Ballers (istilah untuk pemain streetball) bermain di salah satu SMU Negeri di Surabaya. Namun, seiring dengan ditutupnya lapangan itu untuk umum, membuat para Ballers juga menghilang.

Hal tersebut sangat disayangkan, karena Ballers pada saat itu adalah para pemain yang handal di tim-nya masing-masing. Singkat cerita, kesedihan para ballers sempat terhenti saat itu. Karena ada salah satu rumah makan cepat saji di tengah kota yang menyediakan lahan dan ring untuk bermain. Hal itu membuat permainan ini kembali hidup.

Namun, lagi-lagi kesenangan itu tidak bertahan lama. Pihak berwenang merasa permainan ini mengganggu fasilitas dan kenyamanan pengunjung restoran. Maka ring yang digunakan untuk bermain sudah tidak dipasang lagi pada tempatnya.

Petualangan ballers di atas menyisakan beberapa pemain. Mereka adalah Affan, Lana, Sony, Tomy, Gundul dan Roki. Mereka ber-enam sepakat meneruskan perjuangan dengan membentuk tim streetball. Dari hasil musyawarah, sepakat diberi nama 031. “Makna 031 adalah kode telepon Surabaya, jadi 031 Ballers berarti ballers yang berasal dari Surabaya,” kata Gundul.

Perjalanan para ballers ini tidak berhenti hanya disitu saja. Komunitas ini tidak memiliki tempat latihan yang tetap. Hal itu tak jarang membuat 031 berlatih di tempat yang bukan lapangan basket. “Asalkan ada sedikit lahan paving ataupun aspal, kami tetap berlatih” tegas Gundul.

Tanpa ring basket, mereka berlatih kemampuan individu masing-masing. Mengolah bola menjadi terlihat menarik, itulah yang dinamakan freestyle. Streetball memiliki salah satu bagian yang bertajuk freestyle. Hal ini memiliki tujuan utama yaitu menghibur penonton. Tak ayal, aksi para freestyler (julukan bagi pemain Freestyle) selalu membuat penonton tercengang.

Setelah sekian lama mencari lapangan untuk berlatih, akhirnya 031 mendapat home base di lapangan JPS Gayungsari. Para anggota komunitas ini mulai mengatur keorganisasiannya dengan baik. Orang yang di tunjuk untuk memimpin komunitas ini adalah Affan A.K.A (alias) Tsunami. Semakin hari streetball dan 031 Ballers semakin dikenal orang serta melahirkan pemain-pemain yang berbakat. Hal itu membuat anggota komunitas ini-pun bertambah drastis. Kalau di awal pembentukan hanya ada enam pemain, sekarang jumlah anggotanya menjadi sekitar 50 pemain.

Mereka bermain setiap hari Rabu dan Minggu pukul 19.00 sampai selesai. Dalam berlatih, anggota streetball juga memiliki ritual. Setiap mulai latihan, harus selalu ada musik hip-hop yang mengiringi waktu latihan mereka. “jika ada musik, anak-anak bermain lebih semangat,” kata Gundul.

Satu hal yang menarik dan dimiliki tiap pemain streetball adalah julukan atau alias. Setiap ballers memiliki julukan yang mencerminkan kepribadian mereka masing-masing. Julukan biasa di dapat para ballers dari panggilan rekan-rekannya. Misal Gundul, dia memiliki julukan “Ill Loco” yang berarti sakit jiwa. Julukan itu, ia dapat dari salah satu temannya. Teman Gundul memberi julukan tersebut karena menurutnya, kelakuan Gundul sehari-hari seperti orang gila.

Penampilan para Ballers 031 di luar lapangan tidak kalah hebohnya dengan saat mereka di lapangan. Kaos gombrong dan celana hypster menjadi pilihan utama mereka untuk bergaya di luar lapangan.

031 Ballers merupakan komunitas streetball terbesar di Surabaya sampai saat ini. Hal itu juga mereka imbuhi dengan berbagai prestasi yang di dapat. Seperti juara satu kompetisi Streetball di Surabaya serta runner-up kompetisi Streetball di tingkat nasional pada tahun 2007 lalu. Selain itu, Ballers 031 juga eksis mengisi berbagai acara basket dengan kemampuan freestyle-nya.

“Harapan kami ke depan adalah untuk menyatukan para baller di berbagai kota sekitar Surabaya, untuk bersama-sama mengibarkan bendera streetball di Jawa Timur,” tandas Gundul. *